LISTRIK NAIK RAKYAT MENJERIT

     

     Pemerintah yang saat ini dipimpin oleh Presiden Jokowi sejak awal memang sangat gencar melakukan pembangunan diberbagai bidang tak terkecuali bidang infrakstruktur. Infrakstruktur menjadi perhatian khusus pemerintah setelah melihat berbagai macam infrakstruktur publik yang tertinggal dibandingkan negara lain. Yang menjadi persoalan terbesar pemerintah dalam perbaikan infrakstruktur adalah dana yang sangat besar, sehingga dana APBN maupun APBD yang dimiliki pemerintah tidak cukup untuk membiayai pembagunan infraksruktur indonesia yang sangat luas.

     Akhirnya pemerintah mendorong penyaluran dana dari swasta nasional maupun asing agar ikut berpartisipasi dalam pembangunan infrakstruktur, tak lupa BUMN pun diikutsertakan. Namun kebanyakan perusahaan swasta lebih memperhitungkan keuntungan semata dibandingkan kesejahteraan masyarakat sehingga pembangunan infrastruktur mengalami kendala. Belum lagi masalah pembebasan lahan dan lainnya yang seringkali menghambat proses pembangunan infrakstruktur. Pemerintah telah melakukan berbagai cara mulai dari Tax Amnesty, penghapusan subsidi BBM, dan yang terbaru adalah kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) 900VA yang menuai kritik dari banyak pihak. Beberapa waktu belakangan Pemerintah telah menaikkan Tarif Dasar Listrik golongan konsumen 900VA sebesar 143%, dari Rp 605/kwh menjadi Rp 1.352/kwh, secara bertahap bagi sekitar 18,7 juta penggunanya dari total pengguna listrik golongan konsumen 900VA sebanyak 23 juta rumah tangga.

     Kenaikan TDL ini menuai banyak kritikan karena banyak masyarakat yang merasa masih memerlukan subsidi listrik. Walaupun keputusan ini dirasa sangat memberatkan bagi masyarakat golongan menengah kebawah, namun hal ini diperkirakan akan bersifat sementara karena dana yang diambil dari subsidi digunakan untuk Pembangunan Infrakstruktur, Pendidikan, dan Bantuan Sosial bagi masyarakat yang membutuhkan, yang dampaknya akan berpengaruh positif dalam jangka waktu yan lebih panjang.